Senin, 29 September 2008

Ramadhan, Aku Mencintaimu

Allahumma innaka 'afuwwun kariim,
Tuhibbul 'afwa fa'fuanna ya kariim

(Ya ALLAH, Sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan Maha Mulia,
Dan Engkau Mencintai Maaf, Untuk itu Maafkan kami Wahai Zat Yang Maha Mulia)

Inilah doa yang Engkau anjurkan lewat NabiMU, Doa yang menggetarkan hati orang-orang yang beriman, karena mereka takut meninggalkan ramadhan ini dan tidak bertemu dengan ramadhanMu ditahun depan.

Ramadhan tinggal sehari lagi, Nampaknya masih belum maksimal ibadah yang kita lakukan, masih belum maksimal baterai keimanan kita charge, dan masih banyak dosa-dosa yang belum termaafkan maupun terampuni.

Aku rindu RamadhanMu Ya Rabb, Aku rindu panggilan-panggilanMu, dan Aku rindu melihat orang-orang saling membantu dan memberi karenaMu, Bukankah itu semata-mata karena rahmat yang Engkau berikan kepada bumi ini saat Ramadhan.

Benarlah apa yang NabiMu sabdakan bahwa melawan nafsu lebih berat daripada melawan musuh di medan peperangan. Kami akan menghadapi diri kami sendiri di 11 bulan kedepan, kami mohon padamu Ya Hadii agar Engkau berikan petunjuk kepada kami, Engkau kuatkan iman dan islam kami agar lepas dari ramadhan ini, tak pernah lepas ibadah-ibadah wajib kami, tak tertinggal qabliyah dan ba'diyah kami, Kau jamu kami selalu melalui Dhuha dan Tahajjud di waktu yang paling Engkau cintai, tak terlewatkan senin dan kamis kami kecuali kami dalam keadaan berpuasa, dan tak pernah ada niat lain selain niat karena Engkau dalam setiap langkah kehidupan kami.

Ramadhan, Aku Mencintaimu...
Wahai Yang Menciptakan Ramadhan..Sampaikan aku di RamadhanMu tahun depan.

Minggu, 28 September 2008

Share Your Experience

“I need more holiday” My friend said,and he told me that on his last Saturday and Sunday, he was not enough for taking his body and soul rest after long week days. On the last Sunday morning up to isya’, he had to help his family to fix their bathroom, after isya’, had to accompany his wife to shop up to 10 pm, n the last one ‘til midnight had to care for his lovely son.
Oooofs, It’s a tired holiday. But, I think he was very happy. Why ? (I asked him) and He said : “Because I did it “sincerely””. It is a simple word but too complex to do.
I will not define what is and how to be sincere, but I learned from him, Nothing that you do but for ALLAH is the one that can make you happy.
For the rest of Sincere Lesson, you can find in another reference and I think there are so many references tell about it. The important thing is not how many references do you read but how do you do to feel sincerely.
And for the one who have felt like my friend felt, please share your experience in this blog comment.

RIBA dan TAHAPAN PELARANGANNYA

Dalam islam, jenis riba dibagi menjadi 4 (empat) yaitu Riba Qardh, Jahiliyah, Fadl, dan Nasi’ah, dimana secara umum dari tiap-tiap jenis riba tersebut mempunyai satu kesamaan konsep dalam definisinya yaitu kelebihan/tambahan/perbedaan dari pokoknya baik untuk hutang maupun pertukaran barang yang sejenis.

Adapun proses pelarangannya di dalam Al Qur’an dibagi menjadi 4 tahap :

Tahap I

Pada Tahap ini Allah hanya menjelaskan mengenai pengertian riba, berikut kutipan dari Surat Ar Ruum ayat 39

Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar ia bertambah pada harta manusia, maka itu riba pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang yang melipatgandakan (pahalanya).

Tahap II

Setelah pada Tahap I , kita dikenalkan dengan Riba, maka ALLAH menceritakan tentang umat terdahulu (Yahudi) yang dilarang untuk memakan riba

An Nisa 160-161
Maka disebabkan kezhaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan diatas mereka yang (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang bathil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir diantara mereka itu siksa yang pedih

Tahap III

Pada tahap inilah Allah mulai melarang orang-orang yang beriman untuk memakan riba baik riba Qardh, Jahiliyah, Fadl maupun Nasi’ah, sebagaimana terkutip dalam Surat Ali Imran ayat 130, tetapi disini masih belum diikuti oleh konsekuensi yang akan diterima oleh orang yang beriman jika tetap memakan hasil riba.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. (Ali Imran : 130)

Tahap IV

Pada Tahap inilah, ketika Allah telah melarang Riba dalam surat Ali Imran Ayat 130, maka ALLAH pertegas lagi peringatan dan larangan tersebut di dalam surat Al Baqarah 278-279, disertai dengan konsekuensi yang akan diterima jika seorang yang beriman tidak meninggalkan riba.

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah, bahwa Allah dan RasulNya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya. (Al Baqarah : 278-279)


Maha Benar Allah dengan segala Firman-FirmanNya.

Kamis, 04 September 2008

Perkembangan Produk & Aktivitas Perbankan

Bank sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya mempunyai perkembangan yang cukup pesat saat ini,

Dimana dengan adanya kondisi-kondisi seperti dibawah ini :
a. Meningkatnya tuntutan nasabah untuk mendapatkan pelayanan yang excellence
b. Semakin ketatnya persaingan antar bank
c. Globalisasi
d. Perkembangan Teknologi
e. Sinergi antar Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
memaksa bank untuk menciptakan suatu konsep baru dalam mengakomodir hal-hal diatas. Dimana untuk ini, maka muncullah konsep “One Stop Service Banking”, yang dengan konsep tersebut akan mempunyai dampak terhadap meningkatnya risiko inherent produk dan aktivitas bank yang semakin kompleks.

Selain hal-hal diatas, yang juga mempengaruhi perkembangan perbankan yaitu dengan adanya International Financial Reform yang terjadi di Eropa dan Amerika yang membuat batasan antara bank dan lembaga keuangan non bank menjadi tipis bahkan melebur menjadi satu. Adapun di Amerika dengan adanya The Gram Leach Bliley Act (GLBA) pada tahun 1999 yang menggantikan Glass Steagall Act (GSA/1933). Dimana pada GLBA, bank diperkenankan untuk melakukan aliansi strategis dengan berbagai lembaga keuangan non bank.

Alhasil, dengan adanya faktor-faktor diatas maka terjadilah perubahan pada produk dan aktivitas perbankan, yang awalnya hanya sebagai penghimpun dan penyalur dana yang yang masih bersifat tradisional menjadi lembaga keuangan yang mempunyai layanan yang lebih luas (Broker, Underwriter, Financial Planner, dll).